Suratke-63 al-Munafiqun, artinya Orang-orang yang munafik, lengkap ayat 1-11. Kandungan surat ini membuka kedok orang-orang munafik dan sifat-sifat mereka, serta keterangan tentang sikap mereka terhadap Islam dan para pemeluknya, sebagai bentuk peringatan dari kejahatan mereka dan agar tidak menyerupai mereka. Berikut text Arab, latin dan artinya:
Tulisanatau Teks Latin Surat Al Munafiqun. Surat yang ke-63 di dalam Al Qur'an dan terdiri dari 11 ayat. Baca juga surat Al Munafiqun teks Arab, terjemah bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Al Munafiqun - المنافقون 1. idzaa jaa-aka almunaafiquuna qaaluu nasyhadu innaka larasuulu allaahi waallaahu ya'lamu innaka larasuuluhu waallaahu yasyhadu inna almunaafiqiina lakaadzibuuna 2
TafsirSurat Al-Munafiqun Ayat 10 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-Munafiqun Ayat 10 dengan text arab, latin dan artinya. Terdokumentasi bermacam penafsiran dari kalangan mufassirin berkaitan makna surat Al-Munafiqun ayat 10, misalnya seperti berikut: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. 10. Infakkanlah (wahai
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. - Berikut bacaan surah Al-Munafiqun ayat 1-11, tulisan arab, latin, terjemahan, dan tafsirnya. Surah Al-Munafiqun merupakan surah ke-63 dalam Alquran. Al-Munafiqun tergolong surah Madaniyah, dan terdiri dari 11 ayat. Dinamakan Al Munaafiqun yang berarti orang-orang yang munafik karena surat ini mengungkapkan sifat-sifat orang-orang munafik. Baca juga Bacaan Surah Al-Hujurat ayat 1-18 Tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya Al Quran Pixabay/Pexels Pixabay/Pexels Baca juga Bacaan Surah Al-Fil Ayat 1-5 Lengkap dengan Tulisan Arab, Terjemahan, hingga Tafsirnya Surah Al-Munafiqun ayat 1-30 اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ -١ iżā jā`akal munāfiqụna qālụ nasy-hadu innaka larasụlullāh, wallāhu ya'lamu innaka larasụluh, wallāhu yasy-hadu innal-munāfiqīna lakāżibụn Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Muhammad, mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa engkau adalah Rasul Allah.” Dan Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya; dan Allah menyaksikan bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta. اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ - ٢ ittakhażū aimānahum junnatan fa ṣaddụ 'an sabīlillāh, innahum sā`a mā kānụ ya'malụn Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka بِاَنَّهُمْ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ - ٣ żālika bi`annahum āmanụ ṡumma kafarụ fa ṭubi'a 'alā qulụbihim fa hum lā yafqahụn Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, maka hati mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ Iżā jā’akal-munāfiqūna qālū nasyhadu innaka larasūlullāhi, wallāhu yalamu innaka larasūluhū, wallāhu yasyhadu innal-munāfiqīna lakāżibūna. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Nabi Muhammad, mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Ittakhażū aimānahum junnatan faṣaddū an sabīlillāhi, innahum sā’a mā kānū yamalūna. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah. Sesungguhnya apa yang selalu mereka kerjakan itu sangatlah buruk. ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ Żālika bi’annahum āmanū ṡumma kafarū faṭubia alā qulūbihim fahum lā yafqahūna. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kufur. Maka, hati mereka dikunci sehingga tidak dapat mengerti. ۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ۗيَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۖاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ Wa iżā ra’aitahum tujibuka ajsāmuhum, wa iy yaqūlū tasma liqaulihim, ka’annahum khusyubum musannadahtun, yaḥsabūna kulla ṣaiḥatin alaihim, humul-aduwwu faḥżarhum, qātalahumullāhu, annā yu’fakūna. Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya dengan saksama karena kefasihannya. Mereka bagaikan seonggok kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan kutukan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya. Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari kebenaran? وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ Wa iżā qīla lahum taālau yastagfir lakum rasūlullāhi lawwau ru’ūsahum wa ra’aitahum yaṣuddūna wa hum mustakbirūna. Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah beriman agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,” mereka membuang muka dan engkau melihat mereka menolak ajakan itu sambil menyombongkan diri. سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ Sawā’un alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīna. Sama saja bagi mereka apakah engkau Nabi Muhammad memohonkan ampunan untuk mereka atau tidak, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum fasik. هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ Humul-lażīna yaqūlūna lā tunfiqū alā man inda rasūlillāhi ḥattā yanfaḍḍū, wa lillāhi khazā’inus-samāwāti wal-arḍi, wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahūna. Merekalah orang-orang yang berkata kepada kaum Ansar, “Janganlah bersedekah kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar meninggalkan Rasulullah,” padahal milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengerti. يَقُوْلُوْنَ لَىِٕنْ رَّجَعْنَآ اِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ ۗوَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ Yaqūlūna la’ir rajanā ilal-madīnati layukhrijannal-aazzu minhal-ażalla, wa lillāhil-izzatu wa lirasūlihī wa lil-mu’minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā yalamūna. Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah dari perang Bani Mustaliq, pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tulhikum amwālukum wa lā aulādukum an żikrillāhi, wa may yafal żālika fa ulā’ika humul-khāsirūna. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi. وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa anfiqū mimmā razaqnākum min qabli ay ya’tiya aḥadakumul-mautu fa yaqūla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajalin qarībin, fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīna. Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata sambil menyesal, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematian-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.” وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa lay yu’akhkhirallāhu nafsan iżā jā’a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā tamalūna. Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ اِذَا جَاۤءَكَ الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ Iżā jā'akal-munāfiqūna qālū nasyhadu innaka larasūlullāhi, wallāhu yalamu innaka larasūluhū, wallāhu yasyhadu innal-munāfiqīna lakāżibūna. Apabila orang-orang munafik datang kepadamu Nabi Muhammad, mereka berkata, “Kami bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar utusan Allah.” Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar utusan-Nya. Allah pun bersaksi bahwa orang-orang munafik itu benar-benar para pendusta. اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Ittakhażū aimānahum junnatan faṣaddū an sabīlillāhi, innahum sā'a mā kānū yamalūna. Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai lalu mereka menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah. Sesungguhnya apa yang selalu mereka kerjakan itu sangatlah buruk. ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ اٰمَنُوْا ثُمَّ كَفَرُوْا فَطُبِعَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُوْنَ Żālika bi'annahum āmanū ṡumma kafarū faṭubia alā qulūbihim fahum lā yafqahūna. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kufur. Maka, hati mereka dikunci sehingga tidak dapat mengerti. ۞ وَاِذَا رَاَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ اَجْسَامُهُمْۗ وَاِنْ يَّقُوْلُوْا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْۗ كَاَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ ۗيَحْسَبُوْنَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْۗ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْۗ قَاتَلَهُمُ اللّٰهُ ۖاَنّٰى يُؤْفَكُوْنَ Wa iżā ra'aitahum tujibuka ajsāmuhum, wa iy yaqūlū tasma liqaulihim, ka'annahum khusyubum musannadahtun, yaḥsabūna kulla ṣaiḥatin alaihim, humul-aduwwu faḥżarhum, qātalahumullāhu, annā yu'fakūna. Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya dengan saksama karena kefasihannya. Mereka bagaikan seonggok kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan kutukan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya. Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari kebenaran? وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُوْلُ اللّٰهِ لَوَّوْا رُءُوْسَهُمْ وَرَاَيْتَهُمْ يَصُدُّوْنَ وَهُمْ مُّسْتَكْبِرُوْنَ Wa iżā qīla lahum taālau yastagfir lakum rasūlullāhi lawwau ru'ūsahum wa ra'aitahum yaṣuddūna wa hum mustakbirūna. Apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah beriman agar Rasulullah memohonkan ampunan bagimu,” mereka membuang muka dan engkau melihat mereka menolak ajakan itu sambil menyombongkan diri. سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ اَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ اَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْۗ لَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ Sawā'un alaihim astagfarta lahum am lam tastagfir lahum, lay yagfirallāhu lahum, innallāha lā yahdil-qaumal-fāsiqīna. Sama saja bagi mereka apakah engkau Nabi Muhammad memohonkan ampunan untuk mereka atau tidak, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum fasik. هُمُ الَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ لَا تُنْفِقُوْا عَلٰى مَنْ عِنْدَ رَسُوْلِ اللّٰهِ حَتّٰى يَنْفَضُّوْاۗ وَلِلّٰهِ خَزَاۤىِٕنُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۙ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَفْقَهُوْنَ Humul-lażīna yaqūlūna lā tunfiqū alā man inda rasūlillāhi ḥattā yanfaḍḍū, wa lillāhi khazā'inus-samāwāti wal-arḍi, wa lākinnal-munāfiqīna lā yafqahūna. Merekalah orang-orang yang berkata kepada kaum Ansar, “Janganlah bersedekah kepada orang-orang Muhajirin yang ada di sisi Rasulullah sampai mereka bubar meninggalkan Rasulullah,” padahal milik Allahlah perbendaharaan langit dan bumi. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengerti. يَقُوْلُوْنَ لَىِٕنْ رَّجَعْنَآ اِلَى الْمَدِيْنَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْاَعَزُّ مِنْهَا الْاَذَلَّ ۗوَلِلّٰهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُوْلِهٖ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلٰكِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ࣖ Yaqūlūna la'ir rajanā ilal-madīnati layukhrijannal-aazzu minhal-ażalla, wa lillāhil-izzatu wa lirasūlihī wa lil-mu'minīna wa lākinnal-munāfiqīna lā yalamūna. Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madinah dari perang Bani Mustaliq, pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana,” padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Akan tetapi, orang-orang munafik itu tidak mengetahui. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū lā tulhikum amwālukum wa lā aulādukum an żikrillāhi, wa may yafal żālika fa ulā'ika humul-khāsirūna. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi. وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ Wa anfiqū mimmā razaqnākum min qabli ay ya'tiya aḥadakumul-mautu fa yaqūla rabbi lau lā akhkhartanī ilā ajalin qarībin, fa aṣṣaddaqa wa akum minaṣ-ṣāliḥīna. Infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antaramu. Dia lalu berkata sambil menyesal, “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematian-ku sedikit waktu lagi, aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang saleh.” وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ Wa lay yu'akhkhirallāhu nafsan iżā jā'a ajaluhā, wallāhu khabīrum bimā tamalūna. Allah tidak akan menunda kematian seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah
surat al munafiqun latin